(22) Memberi

Oleh Rio Tuasikal / @riotuasikal

[Baca dari tengah mungkin membingungkan, sila baca dari awal]


“Nuhun ya Aa, keur susah kieu Aa’ teh tetep we ngabere. Mogi Gusti Allah ngaluluskeun doa Aa’ sakaluarga…[1]”

Kata-katanya itu membius hati. Entah kenapa begitu melegakan dan menghapus benci. Pemuda itu, yang tersenyum saat aku beri bakso tempo hari, memberi pelajaran yang jauh berarti.

Memberi.

Bahwa ini membuat kita melihat ke dalam hati. Bahwa keikhlasan, seharusnya, memberi kita pelajaran menembus batas ego diri. Untuk turun dari pusat dunia sendiri, dan jadikan orang lain sebagai inti.

Aku sedikit melupakan perusakan warung ini. Aku tak peduli dengan tabungan yang berkurang tiap hari. Soal kuliah itu tak terlalu penting lagi. Selama aku bisa berguna bagi orang-orang di sekitar sini. Rasanya senang sekali. Dan aku merasa lega saat ini.

"Alhamdulillah," ucapku dalam nurani. Aku bersyukur bisa merasa bahagia lewat memberi. Tanpa merasa perlu dapat balas budi. Tanpa merasa perlu dipuji. Tanpa merasa perlu ada pengganti. Bahkan tanpa mengharap pahala ilahi. Tak perlu dieksplanasi. Sungguh perasaan ini saja pun ajaib sekali. []
___________________

[1] Makasih ya Mas, lagi susah begini Mas tetap memberi. Semoga Tuhan melancarkan doa Mas sekeluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com