(2) Subuh Pertama - 2

Oleh Risdo Simangunsong / @RisdoMangun

[Baca dari tengah mungkin membingungkan, sila baca dari awal]



“Duaarrrr... plentang-plentong...tak... tak… duk… duk,” suara-suara keras itu membangunkan aku dan Encut. Encut kaget, lalu lambat-lambat menyeret tubuh buntingnya ke dekat ketiakku. Bulu hitamnya rontok sedikit-sedikit saat ia menggesekkan badannya, minta perlindungan sayang lewat meongnya yang lirih.

“Duk... duk... Sahur.. sahur... Bapak-bapak, Ibu-ibu... Sahur...”

Ah, suara itu rupanya. Sudahlah Ncut… tidurlah lagi. Ini masih minggu-minggu awal, mereka memang lagi semangat-semangatnya.

Aku yang malah tak bisa tidur lagi. Kusandarkan sebagian punggunggku ke beton. Ku biarkan Encut bermanja di pangkuanku, sembari ia masih bermeong lirih.

Kami ada di sini. Di satu sudut kota yang mungkin tak pernah kau perhatikan. Tempat dimana orang yang tak diperhatikan beristirahat. Tempat yang boleh kami sebut rumah, meski itu bukan rumah seperti yang ada di benakmu.

O ya, namaku Jul. Aku tak peduli apa yang kau terka tentang nama panjangku. Orang bisa saja mengira namaku Panjul, atau Zulfan, Zulkifli dan Zulham atau malah Julius, Julianus dan Joel. Entah mana pun sesuka dugaan mereka soal suku atau agamaku. Lagi pula orang memang suka menduga-duga semaunya. Entah kenapa langsung merasa dekat pada dugaan yang satu, tapi tidak pada dugaan yang lain…

An***t, naha aing poho isukan teh shaum…belegug…”[1]

Suara itu berasal dari mulut gang. Itu Pat, datang dengan tubuh yang dibalut pakaian dan kosmetik menor. Ia baru pulang mangkal sepertinya.

Kunaon maneh, Ncong? [2],” kusapa dia dengan sapaan yang jelas akan membikin kaum sebangsanya marah.

“Razia, Ntol…,” ia membalas dengan sapaan khas pula, “Biasa keur shaum mah, ngan aing we poho… Ah isukan aing kudu ditiungan...[3]”

Ah… apakah kata-kata kami ini terlalu kasar buatmu? Tapi itulah kenyataan di sini. Di satu sudut kota ini. Di hari pertama bulan yang disebut suci ini.

Kau tersinggung karena ini? Apa itu berarti kau juga tersinggung karena keberadaan kami di sini? []

____________________

[1] Sial, kenapa aku lupa kalau besok pagi sudah bulan puasa, goblok…
[2] Kenapa kamu, Ncong?
[3] Biasa sih pas lagi bulan puasa, cuma akunya aja yang lupa… Ah besok aku harus pakai kerudung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com