(10) Kesulitan

Oleh Rio Tuasikal / @riotuasikal

[Baca dari tengah mungkin membingungkan, sila baca dari awal]

 

Ternyata ibuku ingin berjualan. Tapi bukan bakso, melainkan kolak yang manisnya tak tahan. Pagi-pagi nemar Ibu sudah ke warung di gang depan. Membeli pisang beberapa papan. Sepanjang siang ibu memotongnya, memberinya gula dan santan. Sore, ibu membungkus semuanya, harga tiga ribu dituliskan.

Mungkin ibu salah tempat berjualan. Jalanan rumahku memang bukan tempat orang berkeliaran. Hanya ada sekolah swasta Kristen di depan. Betul-betul ramai kalau jam istirahat dan makan. Tapi tentu bukan kolak yang mereka jadikan incaran.

Itulah kenapa hingga tinggal 30 menit lagi kolak ibu belum juga terhabiskan. Mungkin rasanya tak keruan, aku memperkirakan. Tak tahu juga, tahun-tahun ke belakang ibu hanya membeli kolak ke warung di masjid depan, bukan berjualan. Jadi aku tak pernah benar-benar merasakan.

Kolak itu masih tersisa dua puluh delapan. Belum dapat keuntungan. Magrib pun datang tak terhindarkan.

Jangankan untuk daftar kuliah bulan depan, sepertinya melewati Ramadhan pun kami akan kesulitan.[]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com