Aku tahu aku harus berbuat sesuatu.
Tidak hanya untuk pemuda itu, tetapi untuk diriku sendiri, untuk ketenanganku. Kalau
aku diam saja, bisa-bisa aku insomnia sepanjang bulan. Terbayang-bayang wajah
laki-laki itu dan ibunya, serta warung mereka yang berantakan sisa-sisa
penyerangan.
Aku ingat sore hari itu, menjelang
senja. Sekelompok orang-orang berpakaian putih itu, membawa tongkat sambil
mengacung-acungkan tinju. Meninju entah apa entah siapa. Meninju Tuhan bisa
jadi?
Segerombolan orang-orang itu... Bangun
sebelum subuh demi makan sahur, kemudian menahan lapar dan haus sepanjang hari
sekalipun siang itu terik, tetapi kemudian turun ke jalan dengan arogan dan
membuat orang dicengkram teror. Lalu puasa mereka itu untuk apa sebenarnya?
Aku pikir mereka lupa bahwa puasa itu
selain menahan lapar dan haus juga menahan amarah, menahan emosi. Sepertinya
mereka terlalu bersemangat membenahi kemungkaran dengan tangan, sampai lupa
bahwa masih ada cara yang lebih sopan dan elegan. Sampai-sampai mereka lupa
bahwa di warung itu, yang mereka serang itu juga manusia, sesama...
Pukul 22.00. Seharusnya aku sudah
terlelap sekarang. Tetapi sialnya aku malah memikirkan hal yang tidak ada
kaitan langsungnya dengan kehidupanku. Ibu bilang ini memang salah satu
kebiasaan jelekku. Terlalu banyak berpikir, terlalu banyak ikut campur. Tidak
heran insomniaku akut.
Tapi aku memang tidak bisa tidur
tenang sebelum menemukan cara paling tepat untuk membantu pemuda itu dan
ibunya. Cara yang tidak akan dianggap merendahkan, tetapi memberdayakan. Cara
dimana aku hanya perantara, bukan aktor utama.
Aku memainkan handphoneku, ku putar-putar di atas meja. Kalau dia bisa bicara,
mungkin dia sudah mengeluh pusing dan mual. Dia akan menggerutu karena lelah
dimainkan. Tetapi untungnya dia bisu, karena itu aku bisa terus melanjutkan
aktifitasku.
Ah! Aku tahu! Bohlam ideku menyala
terang. Aku tahu, dan kini aku dipenuhi semangat. Sekarang tinggal melakukan
langkah pertama, dan setelah itu tinggal menjalankan bagianku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar