Oleh Rio Tuasikal / @riotuasikal
[Baca dari tengah mungkin membingungkan, sila baca dari awal]
Sore ini warung bakso lebih ramai dari biasanya. Sebuah buka bersama digelar oleh anak remaja. Bukan, bukan kalangan yang tajir luar biasa, toh mereka di warung bakso saja. Penghujung Ramadhan, warung kami lebih cepat buka.
Kumpulan remaja ini mengobrol dan bercanda menunggu buka puasa. Sebuah percakapan aku dengar sebisanya.
"Dasar pengamen,"
"Kenapa sih?"
"Itu, tadi kan lagi lampu merah situ.. ada pengamen gitu. Dia bilang 'minta bantuan buat sekolah anak-jalanan' gitu.."
"Eh terus?"
"Ya mereka pikir kita bodoh kali ya? Emang mereka bisa ya nyumbang?"
"Iya sih, namanya juga pengamen. Paling juga ngibul."
Mereka tertawa. Lalu menatapku yang hanya bisa memalingkan muka.
"Udah gitu pengamennya jalan pincang lagi," katanya lagi, tiba-tiba.
Pemuda itu, kurasa. Dan aku tahu remaja ini tak boleh menilai begitu saja. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar