Etnis Tionghoa (Katanya) Tidak Mau Berbaur

Oleh Gabriella Ria Apriyani / @hujanriaa

"Mengapa semua Cina peranakan di Indonesia sejak dulu sampai sekarang tidak pernah mau berbaur dengan pribumi?"


Pertanyaan tersebut terlontar dari salah seorang teman pada saat presentasi budaya Cina di kelas Komunikasi Lintas Budaya(KLB) Jumat lalu. Alih-alih bertanya mengenai budaya dari negara yang sedang dipresentasikan, kelas KLB yang seharusnya menjadi ajang pertukaran pengetahuan soal budaya tersebut justru berubah menjadi kelas untuk memperdebatkan masalah sosial. Sebagai seseorang(dan mungkin satu-satunya di kelas itu) yang setengah darahnya Cina, saya merasa tertohok.

Premis selanjutnya dari teman saya adalah bahwa semua peranakan Cina di Indonesia sampai sekarang masih eksklusif. Mulai dari sekolah, gereja, hingga pergaulan. Semua berkumpul dalam satu komunitas tertutup dan ia menyebut peranakan Cina di Indonesia tidak mau berbaur dengan masyarakat yang bukan keturunan Tionghoa, atau dengan istilah yang mereka gemar gunakan adalah pribumi. Dalam hati saya, saya bertanya-tanya, benarkah?

Sejak TK saya masuk ke sekolah swasta Katolik dimana mayoritas siswa di sana memang keturunan Tionghoa. Yang saya ingat, ketika ayah saya menyekolahkan saya di sana sama sekali tidak bermaksud membuat sebuah pagar pembatas antara saya dengan kelompok pribumi. Ayah saya hanya ingin agar saya tetap dapat dekat dengan tradisi kami, dimana dia berharap saya bisa banyak belajar dan berbagi dengan teman-teman saya, apa yang mungkin tidak bisa dia berikan secara maksimal mengenai tradisi leluhur kami. Tidak ada maksud sama sekali untuk menjadikan saya manusia eksklusif.

Lingkungan tempat tinggal saya 99% bukan keturunan Tionghoa. Kami hidup rukun dan baik-baik saja. Teman main saya saat kecil semuanya bukan keturunan Tionghoa dan kami tidak pernah memperdebatkan soal suku dan identitas saat itu. Kami bermain, kami bertengkar, kami saling curang, tanpa harus berpikir apakah saya Tionghoa atau bukan.

Di sekolah saya, banyak juga mahasiswa yang bukan berasal dari keturunan Tionghoa. Dan selama 14 tahun saya bersekolah di sana, tidak pernah sekalipun saya dengar ada perdebatan mengenai asal-usul suku ataupun etnis. Tidak sekali-kalipun. Teman-teman saya juga tidak. Kami tumbuh dan berkembang bersama, tanpa perlu memikirkan perbedaan

Sekalipun saya tidak memungkiri bahwa ada saja beberapa keluarga yang memang masih tertutup pemikirannya seperti yang dikatakan teman saya tersebut. Misalnya saja ada beberapa  teman saya yang berasal dari keturunan Tionghoa diharuskan oleh orang tuanya untuk memilih pacar(pasangan) yang juga merupakan keturunan Tionghoa. Tapi lebih daripada itu, berkaitan dengan pergaulan pertemanan tidak pernah ada pembatasan.

Kalaupun mungkin misalnya yang tampak bahwa sebagian besar anak-anak etnis Tionghoa disekolahkan dan dikuliahkan di sekolah dan kampus tertentu, saya pikir itu bukan sepenuhnya karena tidak mau berbaur. Saya tidak akan bicara soal kualitas di sini. Tapi lebih kepada kedekatan identitas dan efisiensi.

Sebagian besar etnis Tionghoa di Indonesia memeluk agama Kristen, Budhist, atau Kong Hu Chu. Dan sebagian besar dari orang tua mereka ingin anaknya bersekolah dan kuliah di Universitas yang berbasis agama Kristen, Budhist, atau Kong Hu Chu(saya kurang tahu apakah ada universitas yang berbasis agama Budhist, atau Kong Hu Chu. Kalau sekolah saya tahu ada). Tindakan itu didasarkan alasan supaya mereka mendapat pelajaran agama yang layak dan memadai, tidak kesulitan. Menurut saya ini logis. Apa bedanya dengan orang tua Muslim yang menyekolahkan anaknya di sekolah berbasis agama Islam?

Untuk semua ketidaksetujuan saya itu, saya merasa perlu memberikan sebuah argumen. Saya tidak memungkiri bahwa memang masih ada saja keturunan Tionghoa yang cenderung bersikap eksklusif. Mungkin lebih tepatnya saya tidak suka dengan kata 'semua' yang teman saya itu gunakan. Yang saya tahu, sekarang ini sebagian besar dari kami sudah berbaur. Karena perkembangan zaman, interaksi itu tidak bisa dihindarkan lagi.

Tapi pertanyaan teman saya itu pada akhirnya menjadi sebuah bahan renungan bagi saya selama beberapa hari ini. Mungkin saya dan orang-orang keturunan Tionghoa yang lain harus mengecek ke dalam diri kami, apakah benar kami masih saja terlalu eksklusif? Namun, intropeksi diri ini juga menurut saya tidak bisa dilakukan sepihak saja. Saya tidak mau menutupi bahwa sampai saat ini masih ada saja masyarakat yang bukan keturunan Tionghoa yang melontarkan ejekan bernada SARA, sekalipun tidak frontal. Jadi bukankah ini berarti kedua belah pihak harus sama-sama intropeksi?

Entah kenapa sampai saat ini saya pribadi tidak pernah bisa menyukai istilah pribumi dan non pribumi. Istilah itu menjadikan identitas asal saya seolah sangat jauh dari Indonesia. Saya lahir di Indonesia, besar di Indonesia, pertama kali menapakkan kaki di sini, meminum airnya, menghirup udaranya. Saya benar-benar merasa Indonesia. Bukan berarti kan mata yang sipit dan kulit yang lebih putih menjadikan saya bukan bagian dari Indonesia?

Jujur, saya takut terlalu lama istilah itu dipakai, nasionalisme saya terkikis karena lama-kelamaan saya bisa jadi merasa bahwa saya bukan orang Indonesia. Saya tidak kehilangan cinta pada negara ini, hanya saja pada sebagian masyarakatnya. Saya harap hanya saya sendiri yang merasa takut akan hal ini. Saya harap istilah pribumi dan non pribumi bisa terdengar lebih ramah di sini.

157 komentar:

  1. memang klau tidak mau berbaur itu jadi masalah ya? biasa aja kali.. wa juga orang tionghoa.. dan wa juga sama gk mau bergaul dgn org pribumi.. kenapa.. ?? itu karena wa punya alasan tersendiri.. soalny punya pengalaman pahit berteman dgn org pribumi.. so sekarang teman wa rata" orang china.. karna .. sekolah wa berbasis buddhist..

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang sperti u ni la yg mnyebabkn generalisasi etnis tionghoa tu d anggap eksklusif, mending u jauh" deh sn, merusak citra etnis tionghoa saja u

      Hapus
    2. Justru masalah @Vera Linn. Lu menghancurkan etnis lu sendiri. Kalau kondisi Indonesia seperti di Myanmar, nasib lu bisa seperti suku rohingya.

      Gua perhatiin di Indonesia, suku/etnis Tionghoa di Indonesia itu (mayoritas) tempat tinggalnya seperti berada dalam wadah yang terpisah dengan suku lain. Lu etnis Tionghoa tempat tinggalnya berada di lingkungan/desa yang seluruh keluarganya beretnis Tionghoa (umumnya di perkotaan)


      Hubungan antar suku/etnis di Indonesia juga begitu, hubungan etnis Tionghoa dengan suku lain itu memang jauh lebih eksklusif (walau tidak semua individu Tionghoa ya...). Gua misalnya, suku Jawa berteman akrab dengan suku Batak, Melayu, Karo, Minang dan berbagai suku lainnya. Gua berkelahi, gua berteman baik, gua bermain dan segala hal dengan suku lain dilingkungan gua.

      Kami suku asli Indonesia bahkan melakukan perkawinan antar suku seperti Jawa dengan Padang, atau dengan Batak.

      Kalau masalah pemilihan pacar atau pasangan suami/istri, kami hanya meng-eksklusif-kan diri untuk sesama agama saja. Tak masalah kawin berbeda suku asal satu agama, karena selain larangan dalam agama kami, ini juga untuk menghindari modarat.

      Cobalah untuk meniru suku Jawa. Suku ini tersebar di seluruh nusantara. Mulai dari Sabang hingga Merauke ada suku Jawa, dan seluruh suku Jawa mayoritas berbaur dengan suku lain disekitarnya. Hanya saja kami akui, kami suku jawa jarang berbaur dengan etnis Tionghoa. Bukan karena kami enggan, tapi sepertinya ada dinding pembatas yang dibuat etnis Tionghoa dengan suku lain di Indonesia.

      Semoga kedepannya suku/etnis tionghoa bisa lebih berbaur dengan suku asli Indonesia.

      Hapus
    3. Jika ada suku asli Indonesia yang membuat tersinggung etnis Tionghoa khususnya untuk masalah rasis atau diskriminasi, saya pribadi mohon maaf yang sebesar-besarnya.

      Namun saya juga meminta agar etnis Tionghoa mau lebih membuka diri kepada suku asli Indonesia. Bukan apa, ada pepatah mengatakan "Tak kenal maka tak sayang". Kami suku asli mayoritas memang tidak terlalu mengenal kebiasaan dan bagaimana hidup etnis tionghoa. Sehingga kami bingung harus berinteraksi seperti apa dengan etnis tionghoa.

      Ini sama seperti di kelas. Saat kita menjadi murid pindahan, kita bingung harus berinteraksi seperti apa di kelas itu, karena masing-masing siswa atau murid sudah membentuk lingkungannya sendiri2 dan saling mengenal. Ini membuat kita yang siswa baru bingung harus berinteraksi seperti apa,, karena memang tidak mengenal.

      Dengan membuka diri, maka kami bisa mengerti bagaimana kami harus menjaga perasaan etnis tionghoa.

      Etnis asli di Indonesia juga begitu. Sejak masa kemerdekaan, kami berbagai suku asli di Indonesia sudah membuka diri utnuk mengenal berbagai suku lain di nusantara. Terutama dengan dipakainya semboyan "Bhinneka Tunggal Ika", maka kami tahu bahwa diluar sana ada suku lain selain suku kami. Maka kami coba mempelajari suku lainnya. Kebetulan suku lain juga sedang mempelajari suku lain selain suku mereka. Sehingga antara satu suku dengan suku asli lainnya ada saling keterbukaan karena memang saling mempelajari.

      Karena etnis Tionghoa sejak lama menutup diri, dan tidak terbuka. Maka kami sulit mempelajari. Ini jadi seperti murid pindahan baru ditengah2 kelas yang sudah membuat lingkungannya sendiri. Satu-satunya cara agar murid pindahan baru bisa ikut bergabung dalam lingkungan kelas, hanyalah dengan membuka diri. Jika tidak bisa membuka diri, maka anda hanya akan jadi murid kesepian..

      Hapus
    4. Hargai lah orang biar beda suku agama dan kebudayaan jangan peduli sama orang yang tidak punya akal yang suka melebihlebikan egonya

      Hapus
    5. Hargai lah orang biar beda suku agama dan kebudayaan jangan peduli sama orang yang tidak punya akal yang suka melebihlebikan egonya

      Hapus
    6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    7. Gak masalah buat cici, sy knl sekali dgn ketua organisasi tionghoa di Indonesia. Mereka menyarankn berteman dgn siapapun sj dan tdk memandang suku. Klo soal budaya sy mgrti skli. Sbnrnya sdh bnyk yg berbaur d jkt org tionghoa sprti di kramat sentiong.. Mereka bercanda ria sm org pribumi tp klo soal jodoh msh bnyk yg Ikuti tradisi sprti org batak sm batak, padang dgn padang, dll tu tdk mslh.

      Hapus
    8. @Vera Linn : orang rasis dan bodoh dalam menilai seperti lu cocoknya bikin negara sendiri. Keluar dari Indonesia krn Indonesia itu ditakdirkan dgn masyarakatnya yg homogen. Gak cocok lu tinggal di Indonesia. Lu cocok banget kalo dideportasi. Pantes.

      Hapus
    9. Orang keturunan Tionghoa kalo yang tajir2 ya maunya sama orang pribumu yang kaya2 lah. Semua juga gitu bergaul sesuai dengan kelasnya...
      Bukan berarti eksklusif.kalo yang kaya mana mau main sama orang2 di kampung. Mudah2an dimengerti

      Hapus
    10. Tapi si vera ini emg orang minta dideportasi. Tapi deportasi mana mungkin negeri China nya mau. Orang yang dulu orang tionghoa cuman nenek moyangnya. Ya lu ya orang indonesia cuman masih ada turunan.

      Hapus
    11. Halo Vera, aku juga Chinese kok meskipun kulit’e ndak putih sih, tapi aku mau ngomong ama kamu nih bahwa kamu tuh jangan terlalu diskriminatif seperti itu, aku tahu Tionghoa pribumi saling ndak suka, bukan berarti kamu ikt2an kan. Aku juga mudeng commentmu koyok gimono, soal’e aku awal2’e ndak suka pribumi sih, cuma aku instropeksi diri dan mikir lagi bahwa ndak semua pribumi kek gitu kok, dan ternyata aku berbaur ama pribumi juga anteng dan tenang aja kok, aku juga mudeng sekolahmu juga rata2 buddhist, yo piye pun juga kamu ndak boleh dong kek gitu cuma bergaul sesama Chinese doang dan menggangep suku tersebut lebih prestigius daripada pribumi, buktinya pribumi ada juga kok yang ndak kalah kayanya sama Chinese, kita hidup di Indonesia buat apa, ya bwt menghargai tah yo ? Mangkene ngomong tuh disaring dulu yo....

      untuk @all guys tolong dong jangan ngomong kek gitu juga, ngomong la baik2 kan kasian si Veranya juga. Dia cewek, nanti klo kalian ngomong kek gitu justru bikin hati dia terluka loh.. Bhinneka Tunggal Ika

      Hapus
    12. Saya setuju kok dgn ce vera lim,walau saya pny bbrp tmn yg tidak tionghua sprti saya.Tpi mmg lebih enak bergaul dgn sesama etnis bagi saya.Ingat"Bagi saya"😊

      Hapus
    13. Saya setuju kok dgn ce vera lim,walau saya pny bbrp tmn yg tidak tionghua sprti saya.Tpi mmg lebih enak bergaul dgn sesama etnis bagi saya.Ingat"Bagi saya"😊

      Hapus
    14. Saya tionghoa.. tapi saya merasa kelompok saya tionghoa yang suka bergaul dengan pribumi itu minoritas saja. Memang rata2 chinese d indo itu rada kasar apalagi perempuannya parah.. orang sesama chinese aj berengsek apalagi beda ras. karena itu saya mohon maaf bagi kaum pribumi tetapi tetap ada minoritas didalam etnis chinese yang mau bergaul dgn pribumi juga kok.

      Hapus
    15. Identitas nasional Indonesia yg merangkul etnis menjadi bhineka tunggal Ika. Apakah pernah melihat bayi China & China muda meninggal karena sakit....?

      Hapus
    16. Menurut saya etnis china terlalu emosian, sakit hati saya pernah karena dibentak org cina, tapi saya pura pura tegar aj 😂

      Hapus
    17. Dan semenjak dibentak itu saya kaya punya komitmen gamau deket deket org tionghoa lagi. Padahal awalnya saya suka sama etnis tionghoa ,keliatannya baik . Eh pas saya belanja di salah satu toko cina , saya dibentak, padahal si cina ny yg salah. #pelajaranhidup

      Hapus
    18. Ya bener...jangan dipaksakan..memang beda kebiasaan..namanya juga tinggal di negeri orang

      Hapus
    19. Faktanya ya, saya punya tante pribumi, nikah tu sama orang chinese. Eh tante saya dikucilkan donk, diasingkan, ga dianggep, dikeluarin dari waris, kl ada acara ga ada yg mau dateng. Oknum chinese eksklusif macem ini sangat diskriminatif.

      Hapus
  2. Kl gt pergi aja ke negara nenek moyang km.,gak ush di indonesia..,pergi aja lah,km tuh udh bangsa pendatang pake belagu lagi,kembali aja ke cina Sana,kumpul kmbli ma bangsa bangsamu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih baik anda buka buku sejarah SMA. Tionghua bukanlah bangsa pendatang. Cari saja proto dan neutro melayu. Mungkin bisa mengubah pikiran anda soal bangsa pendatang.

      Hapus
    2. @dimas Emang nenek moyang Indonesia dari mana ya asalnya?

      Hapus
    3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    4. Tapi saya penasaran dgn gelombang masuknya warga cina akibat perang candu. Anyone can explain it? Kedua, apakah stereotipe warga keturunan angkuh akibat tragedi 98??? Maksud saya, tragedi itu mmg sangat buruk, tapi generasi2 selanjutnya yg tdk ikut merasakan 98 apa perlu didoktrin bila pribumi itu bangsat?? Saya pernah dgr, generasi saat ini akibat dari pengalihan dendam generasi tua pada pribumi yg harus diturunkan ke generasi muda?? Saya benar2 penasaran dgn awal mula adanya stereotipe cina (peranakan) itu angkuh.

      Hapus
    5. Tapi saya penasaran dgn gelombang masuknya warga cina akibat perang candu. Anyone can explain it? Kedua, apakah stereotipe warga keturunan angkuh akibat tragedi 98??? Maksud saya, tragedi itu mmg sangat buruk, tapi generasi2 selanjutnya yg tdk ikut merasakan 98 apa perlu didoktrin bila pribumi itu bangsat?? Saya pernah dgr, generasi saat ini akibat dari pengalihan dendam generasi tua pada pribumi yg harus diturunkan ke generasi muda?? Saya benar2 penasaran dgn awal mula adanya stereotipe cina (peranakan) itu angkuh.

      Hapus
    6. Hey sobat kamu ndak boleh main ngusir kek gitu, itu pikiran sempit loh..

      Hapus
    7. Masalahnya chinese yg diluar cina udah ga dianggap cina rrc jadi udah dianggap bukan hwana... juga rata2 yang chinese yg kurang ajar lahirnya setelah 98 jadi mereka ga tau perjuangannya ortunya pada jaman itu.btw Tetep ada yg mau membaur kok sama pribumi meskipun minoritas didalam etnis cina itu pula.

      Hapus
    8. Lagipula kenapa orang cina suka banget sama Indonesia..mungkin disana pada hidup miskin

      Hapus
  3. saya turut prihatin mbak denga kebhinekaan kita praktek bigot yg ditanam voc beberapa dekade yg lalu masih saja membuat etnis tionghoa dan etnis asli saling menciptakan segregasi. sampai di kehidupan sosial kita masih saja saling membentengi diri. semoga jiwa nasionalisme tetap utuh mbak, saya pribadi menganggap anda orang indonesia beretnis tionghoa dan bukan orang cina. salam satu untuk indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan maksa juga kale...cina ya cina..Indonesia ya Indonesia..

      Hapus
  4. Kayaknya ga penting kali ku tengok ada perbedaan inilah itulah..
    Tahapa??
    Aku aja gak ada masalah bekawan sama orang2 china?
    Pekara suku budaya??
    Halaaah..TAK ada itu..taik kucing!
    Aku punya kawan beberapa orang china,kami gak ada masalah apa2??
    Malah selama kami bekawan dari SD sampek sekarang kami berusia 24 tahunan,gak ada masalah semua terjalin bagus..
    Justru menguntungkan,karna kami punya usaha yg kami dirikan sendiri..
    Meski baru merintis,tapi kami yakin dgn keyakinan kami masing2,percaya bahwa Tuhan bisa selalu bantu kami..
    Masalah ada china yg tak mau bekawan sama org pribumi,kurasa perlu di bawak k RSJ,d priksa dulu kejiwaannya,normal apa enggak..

    Sepala kalau memang ada org2 china yg ga mau bekawan sama org pribumi,ngapain pulak kau idup d negri org??
    Balek ajalah k negaramu?
    Dari pd nyarik ribot yg berujung tak enak?
    Gitu aja kok repot?

    BalasHapus
  5. mau tanya gan .cewe putih , cantik , baik , sexy bukan cuma keturunan cina tapi gak tau kenapa setiap ngeliat mereka apalagi mata nya gua ngerasa klo jodoh gua ada diketurunan cina , tapi disisi lain gua slalu mindir buat ngedeketin mereka karna mereka yg terlalu sempurna . gue pernah coba buat nyari cewe lain tapi gue gak munafik klo gue tetap suka sama cewe cina . gue mau nanya gan perasaan ini terjadi apa karna selera apa karna gua ada garis keturunan tionghoa juga soal nya mata gue sipit juga , cara gue berjalan sama kaya cwo tionghoa juga sering nunduk dan model rambut gue pun sama. tapi gue juga bingung soal nya gue tinggal di lampung dan kakek nenek gua juga asli orang lampung . klo ada yg bisa bantu tolong kasih tau ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mending jgn broh... kamu musti biasa bergelombol sama gerombolannya dulu baru bisa dapetin ceweknya... cewe chinese songong2 udah bawaan lahir.. btw gw ada chinese jg. He3

      Hapus
    2. Gw bingung sama orang indonesia kalo cina main sesama cina ajah dimusuhin tapi kalo batak main sesama batak minang main sesama minang gak dimusuhin

      Hapus
  6. mau tanya gan .cewe putih , cantik , baik , sexy bukan cuma keturunan cina tapi gak tau kenapa setiap ngeliat mereka apalagi mata nya gua ngerasa klo jodoh gua ada diketurunan cina , tapi disisi lain gua slalu mindir buat ngedeketin mereka karna mereka yg terlalu sempurna . gue pernah coba buat nyari cewe lain tapi gue gak munafik klo gue tetap suka sama cewe cina . gue mau nanya gan perasaan ini terjadi apa karna selera apa karna gua ada garis keturunan tionghoa juga soal nya mata gue sipit juga , cara gue berjalan sama kaya cwo tionghoa juga sering nunduk dan model rambut gue pun sama. tapi gue juga bingung soal nya gue tinggal di lampung dan kakek nenek gua juga asli orang lampung . klo ada yg bisa bantu tolong kasih tau ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha lampung emang sipit dan warna kulit hampir sama, tpi ada juga yng gak sipit, tpi lampung hampir semua nya putih, apa lagi palembang mirip banget cina kan, gw si udah engak heran.

      Hapus
    2. Parah makanya gw kok ngiler liat cewe asli sono kyk campuran gimana gitu hahaha

      Hapus
  7. Rata rata orang cina di Indonesia ada jg yg dateng dari cina waktu reformasi 1949 waktu cina dikuasai komunis ....... makanya nasionalisme nya masih besar ......

    BalasHapus
    Balasan
    1. dari mane cuuuy? Orang Cina udah dateng ke Indo sejak abad 12 di Palembang, Lasem, Banjarmasin. Muka2 orang Palembang itu buktinya

      Hapus
  8. Duhh.. ini tuh pembahasan yang sangat sensitif banget loh.
    Cuma mau berbagi cerita aja sih. Gw gk punya turunan tionghoa dan dari kecil ruang lingkup gw gk pernah ada orang tionghoa. Dan itu membuat gw gk tau gimana mereka itu and u should know, honestly i had firts impression dan itu negative tentang orang tionghoa sampe pada akhirnya ada 2 tmn SMA (negri jkt) gw yg turunan tionghoa bahkan dia masih bisa bahasa cina yg bikin gw tau kalo mereka itu baik ditambah lagi gw punya pacar yg turunan tionghoa trs gw kerja di salah satu WO yang ruang lingkupnya di jakbar dan jakut so itu WO ngurusin wedding org tionghoa beserta adatnya yg unik dan gk pernah gw temuin sebelumnya (maklum jawa bgt) terus gw pernah ikut jadi relawan untuk anak jalanan di daerah jakbar dengan salah satu pencetusnya adalah orang tionghoa dan volunteernya juga mayoritas orang tionghoa di pikiran gw cuma "oh my god ternyata mereka memang orang indo yang mau merelakan waktu weekendnya buat ngajarin anak2 kolong jembatan ini dan yg bikin gw terharu adalah disaat kita nyayiin lagu indonesia raya disitu bener2 jiwa nasionalisme gw bangkit smape air mata gw berlinang (lebay but is truth).dan gw penasaran sampe nanya pendapat cwo gw tentang orang tionghoa dan org indo and he said "aku emng keturunan cina tapi aku lahir dan gede disini dari kakek buyut aku sampe skarang aku masih disini so aku ini orang indo yg keturunan cina" Nah dari situ gw membuka pikiran gw dan mereview pengalaman gw tadi yang mempengaruhi pandangan tentang org tionghoa di indo. Dan ini pendapat gw :
    1. Gk semua org tionghoa itu sombong, gk suka berbaur dan sebagainya tapi itu tergantung individunya sendiri yg mau apa ngk buat berbaur
    2. Yg tadi di bilang "kalo gk kenal maka gk sayang" kalo kitanya sendiri yg gk mau cari tau gimana mereka ya gimana lu bisa tau mereka so jangan asal judge
    3. Gw salut karena Walaupun orang tionghoa udah lama di indo dia tetep pegang adat dari leluhurnyagk kaya kebanyakan orang indo yg gk mau ngelestariin budayanya sendiri
    4. Lu nanya nasionalisme orang tionghoa gimana? Ya liat aja kita orang indo gimana? Msih banyak yg bercanda pas pengibaran bendera di sekolah.

    So intinya gw berharap selalu inget bhineka tunggal ika dan jangan lupa juga sebelum kita menjudge orang lebih baik kita intropeksi diri dulu dan banyak belajar juga apalagi dari pelajaran hidup. So have a great day :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang siapa yang nge-judge? Itu diatas saya nulis agar lebih banyak orang tionghoa membuka diri, pernyataan itu gak ada kandungan nge-judge sama sekali. gak mau cari tau? tau dari mana orang pribumi gak mau cari tau?

      Lagian tuh komen paling atas contohnya, salah satu satu contoh yang gak mau berbaur dengan orang pribumi. cuma dikecewain dikit sudah ilfill sama orang pribumi.

      Hapus
    2. Kalau orang yg komen paling atas gak mau berbaur yasudahlah. Orang Indonesia aja juga banyak yg busuk. Tapi bener yg dikatakan mba dita kenyataannya masih banyak yg main2 pas pengibaran bendera. Ga mau tau karena kita sering ngambil kesimpulan dari kelakuan satu orang terus ngejelekkin etnisnya. Kalau masalah itung2an sih gak masalah ya pake "sampel2". Tapi masalah ini adalah hal yg tidak bijaksana jika ngelihat orang, terus menjadikan orang itu "sample" atas suku atau etnisnya. Ya mungkin sial di org2 yg rasis ya, ketemunya sama org yg rasis juga. Gak peduli lah siapa yg duluan rasis. Kalau udh ikutan rasis, ya gak ada bedanya.

      Hapus
    3. Bukanya banding2in nih ya. Gua sendiri ada turunan campuran jawa pribumi dan Tionghoa. Jadi gua udah ga ada relasi sama bahasa2 daerah China ataupun merayakan imlek dari jaman buyut saya sudah ga pernah saya ga pernah ada keterkaitan kalo ngeliat orang2 Tionghoa. Kalo Tionghoa jawa mereka berbaur banget koq. Bahkan darah tionghoa nya ga mungkin murni lagi. Yang suka ga tau diri dan nyebelin si Tionghoa Bangka kaya Ahok dan Sumatra. Itu sih emang pengen digampar pak mulutnya. Kaya ga sekolahan.ya emang. Pengen dideportasi aja rasanya. Ngomong aja pake bahasa China melulu

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    5. Se7 astrid even sesama tionghoa aj berengsek2 anak peranakannya gituh. So yg pribumi jgn kaget ya kita sendiri kadang kesel sama teman ras sendiri apalagi ama ras laen.

      Hapus
    6. Emang sih di indonesia banyak cina peranakan jadinya bingung juga mau rasis sama cina tapi mereka ada darah pribumi juga emang sih cina peranakan jawa sama cina gak dianggap tapi mau main sama jawa juga jijik jadi bingung mereka mau ikut ras mana

      Hapus
  9. Wah kasihan ya Orang China Jaman Sekarang, gk paham betul dengan budaya asli mereka sendiri, Bahasa Mandarin banyak yg gk bisa lebih parahnya lagi banyak yg gk bisa menggunakan sumpit wah, Mau tidak mau orang CINA HARUS BERBAUR DENGAN BANGSA INDONESIA, Ingat Cina peranakan juga bagian dari Indonesia, Jadi ayo kita bangun negri ini bersama

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyakan chinese kid jaman nownya gituh. Padahal kalau balik ke rrc juga ga bakal diterima udah ga dianggap asli rrc. Sekarang mau kemana lagi lw ya tetep di negeri indonesia tercinta kita.

      Hapus
    2. Sebenarnya kalo singkek masih dianggap tapi kalo ibunya pribumi sih emang udah gak dianggap sama cina

      Hapus
  10. di kampung saya tepatnya di kota malang ada tuh etnis china muslim dan kristen yg berbaur dg etnis jawa, arab dan madura...malah ada pria jawa istrinya china peranakan....meski ditentang sama keluarga si wanita...toh mereka menikmati hidup....anakny cantik lagi...pgn aku pacarin tp kok ga pede xixixixi...salam pancasila

    BalasHapus
    Balasan
    1. Orang tuanya aja ga tau diri. Orang jatuh cinta ga pandang bulu. Tapi ya kadang kalo beda kultur susah juga apalagi yang masih menjaga banget kulturnya ya. Kalo misalnya kultur Tionghoa sudah pudar ya ga ada salahnya berbaur.

      Hapus
    2. Coba dengar kata kata dia dia cina peranakan kalo peranakan itu salah satu orangtuanya pasti pribumi dan bukan singkek ngerti gak luh

      Hapus
  11. oiya...walikota malang juga dari etnis china cmn namanya lebih familiar muhammad anton...xixixi...so ga ada masalah
    ...wong kita semua menikmati udara yg sama kan...kalo kena asap sama2 rasain..

    BalasHapus
  12. Menurut opini saya, tidak semua orang tionghoa itu sombong hal itu tergantung pada setiap individunya.

    BalasHapus
  13. manusia tempatnya salah, punya kelebihan dan kekurangan, sebaiknya masing2 pihak berkaca dengan kesadaran sendiri.

    BalasHapus
  14. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  15. Ya sudah lah teman2, kalo mmng Vera lin nya ga suka berbaur jgn dipaksain dong.. mungkin itu yg terbaik di jiwanya ya silahkan dia jalanin. Toh jg hidup bukan utk pemaksaan. Kita damai2 sj itu akan lebih baik. It's just miss aproachable I thinked.

    BalasHapus
  16. keanekaragaman di Indonesia sungguh indah

    BalasHapus
  17. Banyak literatur,rujukan sejarah atau apapun. Tapi pada kenyataannya kita semua tau, etnis tiong hoa adalah warga negara indonesia yang berkebangsaan china. Sama halnya seluruh kaum yahudi yang tersebar diseluruh dunia.Di negara manapun mereka tinggal, bangsa mereka tetap yahudi.

    BalasHapus
  18. Mau cerita dikit nih.. aku peranakan jawa, bali. Tp lingkungan teman kerja dan rmh ku semua etnis tionghoa. Dan akhirnya deket dng cwo chinese msh sebatas temen. Lalu ortu si cwo ngga setuju kalau aku dng dia brlanjut ke hubungan yg serius. Pdhl aku dng dia sama2 memiliki perasaan.. jd kita skg mnjalani HTS. Kenapa ya jaman skg msh susah bgt berhubungan beda ras gt.. dan menurut kalian.. aku harus bagaimana? Apa aku harus mengakhiri hts? Berat bgt rasanya kalau ngga bs deket dia lagi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya begitulah orang tuanya chinese mba. Terlalu kolot terkadang harapan semu bisa kembali ke rrc.. mendingan sory to say akhiri aj belum lagi saudara2nya mereka kalau nyinyir sakitin hati pastinya..

      Hapus
  19. semua tergantung pada diri sendiri, saya cowo orang indo saya menjalin hubungan dengan cewe indo-cina ya baik-baik saja.

    BalasHapus
  20. Woles aja mah gw..Cwe gw Tionghoa beda agama lg pdhal gw muslim..tp enjoy tahan2 aja..paling brantem cma masalah baperan..yah mungkin tertutup semenjak orba mungkin..tp skarang udh g seperti dlu..Indonesia yah indonesia..Kbnyakan juga skarang mreka condong keindonesiaan..selera makan sama,ngomong juga blak2an ampe lupa cwe ama tmen2 gw cina..yah Intinya mending luka lama d obatin aja..asal yah lu Cinta Indonesia sebagai tanah air..yah woles..ktp juga WNI..sama aja.cma beda muka kulit agama doank..

    BalasHapus
  21. Woles aja mah gw..Cwe gw Tionghoa beda agama lg pdhal gw muslim..tp enjoy tahan2 aja..paling brantem cma masalah baperan..yah mungkin tertutup semenjak orba mungkin..tp skarang udh g seperti dlu..Indonesia yah indonesia..Kbnyakan juga skarang mreka condong keindonesiaan..selera makan sama,ngomong juga blak2an ampe lupa cwe ama tmen2 gw cina..yah Intinya mending luka lama d obatin aja..asal yah lu Cinta Indonesia sebagai tanah air..yah woles..ktp juga WNI..sama aja.cma beda muka kulit agama doank..

    BalasHapus
  22. Sudah saatnya ada perkawinan Jawa China biar silaturahmi lebih erat sesama etnis. MODUS jomblo cari jodo. Hhhha...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenapa sih banyak yang pengen kawin campur padahal kawin sesama ras ajah bagus

      Hapus
  23. Sudah saatnya ada perkawinan Jawa China biar silaturahmi lebih erat sesama etnis. MODUS jomblo cari jodo. Hhhha...

    BalasHapus
  24. Salam buat orang Indonesia berdarah tionghoa dr orang Indonesia brdarah minang,, "dimano bumi dipijak disinan langik dijunjuang"

    BalasHapus
  25. Saya indo asli saya setuju dengan tulisan di atas bahwa penggunaan istilah pribumi dan non pribumi hanya menambah jarak saja antara suku Tionghoa dan suku lainnya di Indonesia.

    BalasHapus
  26. Saya indo asli saya setuju dengan tulisan di atas bahwa penggunaan istilah pribumi dan non pribumi hanya menambah jarak saja antara suku Tionghoa dan suku lainnya di Indonesia.

    BalasHapus
  27. Gw cuma berharap, bagaikan orang jawa, sunda, batak dll cara bergaulnya bisa di contoh sama orang tionghwa. Bukan hanya pergaulan saja namun juga tentang pernikahan/pembauran. Hal ini nggak akan menghapus adat dan budaya tionghwa itu sendiri kok, buktinya budaya2 pribumi sampai sakarang masih lestari.

    Tertutupnya pergaulan tionghwa masih gw rasakan sampai sekarang di dunia kerja. Mereka mau bergaul dan brteman dengan kami yg pribumi, namun soal karir, kami yg pribumi ini ngga lebih dari buruh. Padahal banyak dari kami yg berpengalaman dan lebih lama dari orang tionghwa yg baru masuk kerja kemarin sore yg saat itu tau2 sudah bisa jadi atasan kami.

    Pembatasan karir dan pergaulan yg ciptakan etnis inilah yg memicu terjadinya rasisme dan rasa tidak suka terhadap etnis tionghwa.

    Berikutnya sebagian (tidak semua) tionghwa yg dibilang "sombong" itu berasal dari daerah perkotaan. Tapi klo di desa seperti daerah cina benteng sampai tangerang pedalaman, mereka bergaul dengan sangat baik dengan kami, sama sekali tidak eksklusif.

    Suatu saat juga, teman tionghwa di kantor bilang didaerahnya, klo ada anak orang cina kawin sama primbumi, orang tua nya akan tega sampai memutus tali keluarga dan tidak mengakuinya sebagai anak. Ini ternyata terjadi sama sodara jauh gw.

    Gw pribumi atau gw tionghwa itu bukan pilihan tapi Tuhan menciptakan gw seperti kehendakNya. Selama orang itu sadar bahwa dia manusia, yg lahir dan bernafas, makan minum, menangis dan tertawanya, serta mati seperti manusia yg lain. Maka seharusnya tidak ada lagi rasa eksklusif pada dirinya. Sebaik2 kulit akan keriput, sebaik2 raut muka akan menjadi buruk, sebaik2 karir dia akan mati.

    BalasHapus
  28. Karena mayoritas cina bermental mandiri dan pengusaha tanpa pernah berpikir untuk minta bantuan pemerintah apapun kondisi kami, kami wajib berusaha sendiri. Kebalikan dengan orang jawa yang berasumsi mereka adalah mayoritas dan harus diprioritaskan oleh pemerintah, karena itu mayoritas orang jawa pemalas, pengemis, dan hobi mengeluh. Beda halnya dengan pribumi dari sulawesi, kalimantan, sumatra, bali, bahkan irian jaya tidak malas, kalau anda tidak percaya coba anda bertanya pada orang bali pandangan mereka tentang orang jawa itu bagaimana, pasti dibilang pemalas, mau contoh? Lihat saja tukang parkir yg cuma nongkrong di pantai kuta semuanya adalah orang jawa, tidak ada orang bali yg mau kerja parkiran karena sebenernya itu adalah pekerjaan haram, tidak ada bedanya dengan preman yg minta uang keamanan saja. Karena itu kamu orang cina tidak mau tertular virus kemalasan tersebut dan memilih untuk tidak bergaul. Hal yg berbeda dengan orang cina di daerah minoritas islam, jika anda perhatikan di manado, bali, medan (kota) tidak terjadi eksklusifitas dari kaum cina, karena mereka tidak takut tertular virus kemalasan akibat bergaul dengan pribumi non jawa yg tidak malaa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masak sih Pemalas gua campuran Jawa dan Bugis.besar dikalimantan saya pengusaha.rata rata orang etnis Tionghoa memang jaga jarak dengan pribumi.tidak pernah tu lihat orang Tionghoa kerja bakti kayak pribumi endak tahu saya pun bingung.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Masak sih Pemalas gua campuran Jawa dan Bugis.besar dikalimantan saya pengusaha.rata rata orang etnis Tionghoa memang jaga jarak dengan pribumi.tidak pernah tu lihat orang Tionghoa kerja bakti kayak pribumi endak tahu saya pun bingung.

      Hapus
    4. Jelas pemalas lah.liat aja tuh tukang parkir apa bukan pemalas? Ga usah blg mreka berjasa amanin motor krn di banyak tempat, seperti atm bca, ga usah dijagain jg ga bakal dicolong. Lah rata2 cuma ambil duit atau priksa saldo paling 1 - 2 menit. Itu jg sekali2 nengok liat motor. Jadi kalo ditanya masa sih pemalas? Gw jawab iya pemalas. Coba u jalan ke daerah lain macam bali, ga da tkg parkir org suku bali. Coba lagi gorontalo - manado, smua tkg parkir nya org jawa.

      Hapus
    5. Nah yg seperti anda itu persis yg sok mengeksklusifkan diri inget bung klo gak ada orang pribumi yg mau kerja sama Tionghoa usaha kalian gak akan bisa berdiri dengan lancar

      Hapus
    6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    7. Sudah pasti kami mau meng exklusifkan diri dong, kami kerja keras tidak kumpulin uang haram, kami kerja peras otak dan otot tidak seperti mayoritas jawa yg nodong uang parkir.
      Kalo lu mau dihargai, lu harus cari uang halal tanpa kemalasan.
      Kenapa kami kurang mau bergaul? Karena kami takut tertular virus malas

      Hapus
    8. Knapa sih orang jawa slalu dicap buruk oleh orang chinese.org jawa gak semuanya begitu buktinya mentri pertahanan malay aj orang jawa. Orang jawa yg merantau gak seperti itu ya.berbeda klo orang jawa yg menetap di daerah jawa.masih aja berpikir masalah yg lalu,kalian pun yg anak muda tionghoa akan berubah nasib kalian krna kalian adalah generasi yg mewarisi hrta ortu kalian perjuangan dahulu.kami akan trus berjuang melebihi apa yg kalian dapat sekarang #pebisnis china bukan saingan kami

      Hapus
  29. ada pertandingan bulu tangkis asia indonesia vs cina . siapa yang saya dukung ?? INDONESIA, KENAPA BUKAN CINA?? Karna saya tinggal di indonesia suku tionghua bkn cina. di indonesia tidak ada tionghua yang mendukung cina apabila indonesia vs cina di ajang apa pun.

    BalasHapus
  30. Kalau aja etnis di tionghoa mau berbaur dengan pribumi kami welcome ko , ga perlu takut dengan diskriminasi , kalau kita saling mengenal satu sama lain itu lebih enak jadinya dan tidak ada pendiskriminasian, kalau kita kenal artinya kita saling sayang, kalau kita tak kenal maka tak sayang ,kalau kita tak sayang maka akan timbul rasa prasangka ya buruk, kalau di biarkan akan timbul permusuhan, , jangan sampai deh kebinekaan bangsa Indonesia pecah gara memperbedakan etnis atau suku, maka dari itu mungkin ini bisa jadi renungan Buat para etnis Tionghoa untuk lebih berbaur lagi dgn masyarakat pribumi , dan kami akan selalu terbuka untuk kalian

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mereka masih trauma kali sama kejadian 1998. Apalagi yang sampe tokonya di bakar dan lain2. Yg ada anggota keluarganya diperkosa. Kalo yang keluarganya ga pernah ngalamin ya engga bgitu kalii. Tionghoa jawa aja sama sekali ga begitu lah. Di jawa itu orang krturunan tionghoa beranggapan tanpa pribumi kita bukan apa2.

      Hapus
  31. Mmang bner kurang berbaur ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ga apa2..memang siapa yang butuh..kita Indonesia udah banyak banget..ga butuh bangsa lain..

      Hapus
  32. Apapun suku anda, agama anda, tidak ada kaitannya dgn moralitas. Moral yg mengemban manusianya sendiri. Bila ada grup2 tersendiri dlm masyarakat itu akibat manusia nya kurang piknik! Kok mau2nya kemakan apa kata orang!stereotipe kok ditelan mentah! Saya madura, dan stereotipe org madura tau sendiri lah kaya apa. Tapi ngga semua org madura sama dgn stereotipe yg berlaku saat ini.

    BalasHapus
  33. Balasan
    1. Hahahaha betul...betul...betul....

      Hapus
    2. Cina mah dimana mana parah ga tau diri

      Hapus
  34. Di Palembang juga sama , mereka ga mau berbaur, saya sedari kecil bertanya-tanya kenapa rumah mereka berdekatan semua hampir jd komplek khusus, ga ada rumah mereka yg berdekatan dg rmh penduduk pribumi, ternyata mereka tdk mau berbaur, kemudian mereka juga tidak mau membalas sapa saat saya menyapa, malah mereka diam saja, ini bukan satu dua org, tp bnyak, dr sana saya mengerti seolh mereka memberi batasan atau juga merasa org pribumi tdk perlu bergaul dg mereka, sampai ad beberapa org mereka yg secara tdk langsung menghina pribumi , dg menyombongka diri mereka lebih dr org pribumi baik dalam sikap tingkap laku dsb, kalo memang seperti itu kenapa tidak memberi masukan pd pribumi , dg cara berbaur bs menumbuhkan keserasian, bukan malah memisahka diri, yg membuat org pribumi jd mikir negatif, jika seperti ni terus, bkn tdk mungkin lama2 kembali lagi terjadi hal2 yg tdk di inginka.

    BalasHapus
  35. Gadis-gadis Tionghoa...makhluk tercantik yang pernah tercipta di alam semesta...

    BalasHapus
  36. Gue suka banget sama orang* chinese indonesia, tapi sayang mereka gak suka gue :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cina itu memandang ras nya paling hebat di muka bumi mereka emang memandang kehebatan manusia dari kecerdasan dan kekayaan tapi sama pribumi minang dan bugis mereka agak segan karena mereka kaya raya tajir melintir

      Hapus
  37. ETNIS TIONGHOA mungkin sibuk jadi gak semuanya harus berbaur, yang penting kita satu BENDERA MERAH PUTIH, Berbeda-beda itu indah hehehe...
    (gak semuanya etnis tionghoa sombong lho gan)
    disini Orangnya baik2 Asal kita saling bekerjasama dalam bisnis pasti kita akrab... hhee

    BalasHapus
  38. Klo ngmng soal gni'an mah kg ad abis ny dah, tp jd tringat ms2 kecil dl. Lingkungan rmh gw jg bnyk cina, bhwkn prnh tetangga gw yg cina tu nginep d rmh gr2 ad hal mistis yg lg santer d lingkungan rmh (lupa thn brp krn gw msh sklh sd kls 1 ato 2), nah bbrp org cina d lingkungan rmh yg dl ny main bareng g tau knp udah pd dewasa & nikah mlh ky g kenal (ktm d jln y lewat2 aj) gw rasa cina2 yg g brbaur tu org2 yg merasa kaya, merasa pny jabatan ato mngkn jg dr kcl mmng g brbaur sm lingkungan, asal lo tau thn 98 toko2 org cina dkt rmh gw mlh d jagain sm wrg sktr, bokap gw smp ribut sm org yg g tau asal ny dr mn mo bakar mobil org cina (bokap said: lo mo bakar ni mobil silahkan asal jngn d daerah gw, ni daerah gw) pdhal tu mobil pny cina sebrang yg klrg gw jg g knl sp org ny. Sadarilah bhw suku asli msh bnyk yg mau welcome dngn kalian, slm kalian jg welcome dngn kami. Dngn 1 catatan jngn mmprovokasi soal kyakinan, karena bnyk d medsos2 brtebaran yg mnyinggung soal kyakinan

    BalasHapus
  39. Mohon ijin share sedikit..terutama utk kalian yg masih Rasis, untuk para orangtua yg masih Rasis..


    Nenek sy chinese menikah dgn kakek yg orang Belanda asli (bukan belanda Depok:p) lalu mamanya menikah dengan papa sy yg keturunan Jawa. Sy akui dulu sy adalah seorang playboy, tp entah knp saat sy memiliki pacar seorang Tionghoa rasanya utk membohongi mrk saja sy ga sampai hati apalagi utk selingkuh. Bisa dibilang sy insyaf krn cewek Tionghoa tersebut, namun entah kenapa sy miris melihat kenyataan bahwa mereka harus mengambil keputusan yang sulit utk pisah dengan sy meskipun mereka sangat mencintai sy.

    Yg lebih miris lg pacar sy yg terakhir, dia wanita idaman sy banget, banyak teman2 yg bilang wajah kita mirip dan mendoakan kita. Namun pada akhirnya dia bingung sampai stress sendiri saat papanya bilang ke dia "kamu ngapain pulang bareng cowok pribumi"..disitu dia selalu terngiang2 dan suka stress sendiri. Sampai akhirnya dia memutuskan utk pisah dengan saya walau berlinang airmata.

    Skg sy mau bertanya khususnya kepada kalian yg masih rasis, kepada orangtua2 yg msh rasis :
    1. Apakah kalian tega melihat anak gadis kalian menderita dan terpaksa membohongi hatinya sendiri hanya demi nenuruti kalian dgn satu kata Ras?
    2. Seberapa pentingnyakah Ras sehingga nurani dan ajaran welas asih ke semua makhluk ciptaan Tuhan (bukan hanya welas asih ke sesama ras loh ya diajarinnya) kalian abaikan?
    3. Apakah dengan Ras bisa membawa manusia ke dalam surga?

    No offense, untuk renungan kita saja. Semoga ke depannya sikap Rasisme seperti ini sudah hilang. Pakai hati nurani kalian, jangan menilai kami kaum pribumi semuanya brengsek.

    Jika ada yg mau share atau diskusi lebih lanjut sy terbuka dan silahkan menghubungi sy via email : grace.suhartomo@yahoo.com

    Salam Bhinneka Tunggal Ika

    Perbedaan itu indah jika kita bisa bersatu!!

    BalasHapus
  40. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  41. Terimakasih buat penulis, boleh juga berbagi pengalaman saya, saya suku batak tapi pernah punya hubungan yg sangat baik dengan orang2 tionghoa, termasuk menjalin hubungan pacaran dengan etnis tionghoa, sejak kecil saya bersekolah di sekolah mayoritas tionghoa di kota kecil Kisaran, Sumut, saya melihat orang2 tionghoa disana berbaur akrab dengan etnis lokal lainnya, mulai dari yang (maaf) miskin sampai kaya, ketika beranjak besar saya pindah ke kota medan, dikota ini mulai saya lihat adanya kesenjangan antara orang2 tionghoa dan etnis lokal, mulai dari tidak mau menggunakan bahasa indonesia saat berkumpul sekalipun dengan teman2 yg bukan tionghoa dan sejenisnya, jadi saya menilai mereka itu hanya sebagian kecil oknum yang belum bisa menikmati persatuan, saya lancar berbahasa batak, tapi saya tidak akan pakai kpd teman2 batak saya ketika ada teman tionghoa saya, dilain itu saya pernah mendengar pengakuan teman tionghoa (mantanpacar) saya sendiri bahwa mereka dilarang berteman dengan orang2 pribumi, tapi dia sendiripun tidak suka dengan aturan orangtuanya, mungkin butuh waktu yg lebih lama lagi agar semua etnis saling membaur dan tanpa melihat identitas suku di negara kita ini.
    Terimakasih.

    BalasHapus
  42. Saya setengah Tionghoa campuran Palembang dan teman saya justru banyak yg pribumi asli murah itu Palembang Jawa Batak Padang dll.
    Kenapa? Karena pernah dulu 'mencoba' berteman dengan orang cina asli gak kuat saya mulai dari gaya hidup yg sedikit wow sampai saya pernah di cemooh ketika saya mau masuk universitas pelita harapan yg rata2 memang asli cina bahkan ada yg sampai bawa2 agama dan mengatakan saya Tionghoa siluman alias campuran sejak saat itu di pelita harapan saya dan 4 teman saya kebetulan kami semua cina blasteran pribumi dan kami semua muslim memutuskan untuk tidak bergaul dengan cina asli dikampus kecuali memang ada yg mau ajak gabung baur duluan kita welcome saja.
    Jadi intinya memang tidak semua orang Tionghoa di Indonesia seperti itu dari 100% paling ada sekitar 40% yg mau berbaur dgn pribumi asli dan dari total 40% itu bisa jadi 70% adalah saya cina blasteran pribumi.sekian terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya kalo bapak kamu pribumi ibu kamu Tionghoa ya... Pantas kamu di katain China siluman. Kamu di katain China siluman karena mungkin darah pribumi kamu lebih banyak daripada darah Tionghoa kamu.

      Hapus
  43. Saya pribumi dan Teman saya semua tionghoa baik2 ada yang muslim juga non muslim . Ada yang pacaran sama tiong hoa baik cwe cwo sampai menikah pun ada . Tidak ada pembatas dari diri kita baik bisnis relasi makan bareng piknik bareng .... di jaman sekarang tionghoa udh g ada istilah itu yang ada indonesia dan walaupun ada oknum tiong hoa dan sebagian tidak mau gabung dan membaur y itu balik lg ke personal itu sendiri jangan hajar sama rata semua sama .jangankan non pribumi . Pribumi pun ada yang pgn ekslusive bergaul dengan kelompoknya pacaran pilih2 so borju dll.. semua balik lg ke personal masing2 ... Bahkan dlu di kampung saya pak rw nya tionghoa namanya koh sing sing orgnya rock n roll gaul baik banget .... hari gini pribumi masih mikir gtu saya rasa salah besar hehe dan buat tionghoa ngerasa trauma dan mengexclusive kan diri ga mau gaul aduh lo gaulnya kurang jauh sob pendek bgt ubah pola pikirnya malu sama temen2 gw yg tionghoa yg lebih maju pola pikir dari lo .. di tempat saya tionghoa fine2 aja ga ada batasan dan memisahkan diri lo siape gue siape kasta lu rendah kasta gw lebih tinggi dan alhamdulilah semua membaur menjadi satu dan saya SANGAT mencintai mereka hehehe .... yu kita ubah pola pikir kita masing2 . Jangan benci karna satu kesalahan kita melupakan 1000 kebaikan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salut dengan pemikiran bro Adam Airlangga..Memang seharusnya di zaman ini sudah ga relevan yg namanya rasisme atau semacamnya..inget aja dulu thn 1928, hayati makna Sumpah Pemudanya..jangan karena nila setitik rusak susu sebelanga..jika mau saling benci dan menyalahkan ga akan ada habisnya..kita hidup di Indonesia, bernafas di udara Indonesia, makan minum cari rejeki dsb di negeri Indonesia..jangan menganggap ekslusif dan paling hebat..semoga semuanya bisa berubah lebih baik..amiinn..salam.

      Hapus
  44. Ah kalian udah pada tua, tetap saja ku yang paling tampan, muda dan masih caem.

    Aku aja ke warnet main dota 2 barengan sama anak-anak tionghoa, ah tapi kita di warnet udah berbaur, jadi dari awal gak ada tuh pembeda aku pribumi mereka china.

    Btw, aku tampan!!!

    BalasHapus
  45. Ya, ini adalah giliran saya untuk sebuah kesaksian. Giliranku menjadi bahagia. Terimakasih kamu memuja manusia kebijaksanaan dan kekuatan Pastor Okosu. Saya melihat berbagai kesaksian tentang karya bagus Anda tentang bagaimana Anda menyelamatkan perkawinan dan hubungan yang rusak, membuat orang kaya dan kaya, bagaimana Anda menyembuhkan penyakit yang berbeda. Saya memberi Anda sebuah persidangan dan ya Anda tidak mengecewakan saya. Dia membantu saya memenangkan Lottery dan mengembalikan suami saya ke rumah setelah 4 tahun meninggalkan saya tanpa alasan yang bagus. Saya bangga bahwa saya mengambil langkah berani dari Pastor Okosu yang diadili. Terima kasih untuk tidak mengecewakan saya Saya akan terus berbicara tentang perbuatan baik Anda kepada orang-orang di dunia ini. Dan saya berdoa, Tuhan yang baik akan terus menggunakan Anda untuk membantu orang-orang dengan masalah mereka. Anda juga bisa menghubungi Dr Okosu hari ini untuk solusi masalah apa pun, baik fisik, spiritual, hubungan keuangan atau masalah perkawinan atau bahkan masalah medis dan saya tahu bahwa Dr Okosu tidak akan gagal karena dia juga tidak mengecewakan saya. Ini adalah kontaknya.

    Email: drokosu01@gmail.com atau nomor solusinya +2348119663571

    Nama saya Sara dan Namanya adalah Dr Okosu tapi saya memanggilnya Pastor Okosu karena dia seperti ayah bagiku. Terima kasih bapak saya selamanya bersyukur

    BalasHapus
  46. bbrp dr mereka(tiap etnis) sperti katak dalam kotak ,, kata lainya kurang piknik ooo hahaha,, hap hap contohnya miss lim ✌

    BalasHapus
  47. mntbbbb nhhh

    https://fbads21.blogspot.com

    BalasHapus
  48. Kami tetap Indonesia, darah indonesia masih ada dalam tubuh

    BalasHapus
  49. Gw sebagai etnis tionghoa minta maaf kalau ada salah sama pribumi. Meskipun begitu tetap ada minoritas didalam etnis chinese yang mau bergaul dengan pribumi sisanya ya gituh sesama chinese aja kasar ama kurang ajar apalagi beda ras hehehe. Btw saya rasa tulisan ini ga mencerminkan apa yg sesungguhnya ada dihati. penulis sangat tendesius dan utk pembenaran dirinya dan sesama etnis.

    BalasHapus
  50. Coba ke Medan, cina di Medan ga mau bergaul sama orang pribumi, pake bahasa hokkian bahkan ketika ada di tengah2 pribumi. Kalo kerja syaratnya bisa bhasa hokkian. Cina sombong dan pelit.
    Bagus balik aja kalian ke daerah asal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau CINA MEDAN EMANG PARAH BRO
      KARENA KULTUR BUDAYA NYA DI SANA MASIH KENTAL.

      Hapus
    2. woy kau bilang macam tuh tanpa sadar kau udah menyinggung orang yang non pribumi alias etnis tionghua ya kalau kau masih rasis macam itu kau pergi ke arab aja dimana negara itu cuma hanya ada kaum muslim dan jadi pembela etnis kau dan kau bisa buat undang undang disana sendiri kalau ngomong dijaga pakai otak jadi pakai pantat lu pikir ingat itu jangan pikir kai pribumi kau bisa seenaknya sam yang non pribumi ya kau tuh manusia bukan tuhan ingat itu kau masih membutuhkan orang dari berbagai suku yang berbeda dasar punya otak tapi ngomong tak pernah pakai kau

      Hapus
  51. Sekarang gini ajah yah bangsa jawa kalian pake otak dikit dong aceh melayu dan minang benci kalian setengah mampus tapi cuman karena islam kalian bela setengah mati harusnya kalian sadar dong mereka musuh kalian yang sebenarnya kalian harusnya sadar kalo tionghoa walaupun gak mau bergaul dengan kalian tapi mereka gak memusuhi kalian kalian pake otak dikit dong

    BalasHapus
    Balasan
    1. MENDINGAN USIR AJA CINA

      Hapus
    2. kau tuh memang gak pernah pakai otak ngomong ya dasar kimak kau kau pikir kau siapa bisa buat aturan suka hati kau sedangkan presiden aja gak sanggup buat macam itu dasar manusia biadab kau terlahir kedunia ini

      Hapus
  52. Orang pribumi pake otak dikit lah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. CINA ITU YANG PAKE OTAK DIKIT. NYEPAM DI ANTARA WARGA LOKAL EHH GAK MENGUNTUNGKAN KAN TOLOL

      Hapus
    2. dasar sakai kau dan rasis kau orang paling busuk sejagad raya itu adalah anda sendiri manusia paling gak ada otak melebihi binatang manapun

      Hapus
  53. Pikiran anda picik Vera lim, anda bermasalah dengan 1 atau beberapa orang, tapi anda pukul rata semua, bedanya dengan kami jika kami kecewa dengan etnis Tionghoa tapi secara pribadi tidak kami pukul rata semua etnis anda, saya ada masalah dengan suku Jawa atau Batak atau Sunda dan lainnya, tapi sy tidak pukul rata bahwa semua orang suku Jawa, Batak, sunda. Intinya bukan sukunya tapi orangnya, jika anda memukul rata kami, berarti anda bukan Indonesia, anda murni bangsa cina (maaf). Saya pribadi teman ada orang China, bahkan om suami Tante saya cina, istri adiknya kakek saya juga cina, mereka tidak kami buat sara, mereka Indonesia, mohon maaf anda bukan, silahkan anda pergi dari sini, ingat sejarah moyang anda buruh pelabuhan, kami terima dengan baik, sekarang apa balasan anda, anda penjajah sejati, kemari bukan sekedar cari nafkah dan saudara, tapi menjajah, mending dulu Belanda yang menang kalau gini, dulu buruh sekarang kaya uang 100perak aja dibela2in berantem, katanya bukan pelit tapi menghargai jerih payah sendiri, tp tidak menghargai jerih payahnya dan tenaga orang, ada cerita gara2 kembalian kurang 50perak dibela2in ngamuk di swalayan ternama sampai manajer dipanggil, ada lagi naik ojek online kembalian kurang 100perak dibintang satu sampai driver tidak bisa kerja lagi, dll. Itulah orang seperti anda bukan cermin indonesia, hanya memperburuk citra peranakan Cina, sampai kapan bgini, kalau kami jahat kenapa anda dan orang2 swpwrts anda masih nyaman dan aman disini, mikiiiiiiiirrrr.... Bodoh, orang kaya sekolah tinggi bukan berarti pandai, orang pandai adalah orang yang bijak. Terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heh sekarang gua ke elo yang jarah besar besar Mei 98 apakah bangsa kami Tionghoa aktor dan dalang nya.bangsa pribumi lah aktornya.toko bapak gua habis ludes terbakar gara gara pribumi.lo ngatain China China sok suci Lo padahal belum tentu bagus dari bangsa kami.

      Hapus
  54. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  55. Kalau Gak mau berbaur sih dari zaman Belanda lang CINO emang gitu. Mendingan usir aja dari Indonesia

    BalasHapus
  56. Kalo saya lahir dari keluarga cina. Saya nggak suka sama sekali sama keeksklusifan. Pandangan saya simple aja, Realitas bukan berdasarkan budaya alah aneh2. Misal saya suka ke warkop ngopi, jarang sekali liat org cina di situ. Saya sih realitas aja soalnya warkop tuh murah meriah kopi cuman 3rb wifi kenceng, dibanding sama kafe kopi 20rb wifi luemotnya minta ampun. Saya nggak setuju sama penggunaan kata pengganti seperti tionghoa atau chinese. Soalnya buat kebanyakan orang sulit mengataken. Saya org jatim. Ya gampangnya bahasa indonesia ya sebut aja cina kalo bhs jawa sebut aja cino. Kalo ada yg sampe tersinggung org mengataken cina/cino yg berarti dia org eksklusif. Masa sama bhs indonesia/jawa kok tersinggung payah pol.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terus kamu Berbaur sama non cina gitu? kalau cina jatim emang begitu didik eksklusif sama orang tuanya sejak lahir. entah kenapa

      Hapus
    2. Tapi orang jawanya juga bodo amat sih ,orang jawa juga banyak yang susah jadi kerja keras ajah buat ngidupin diri sendiri

      Hapus
  57. Bom waktu. Tinggal menunggu waktunya meledak.

    BalasHapus
  58. Susah kalo udah namanya sentimen turun temurun."Cina vs Pribumi" udah jadi judul sejarah yg udah diajarin dr kecil. Kata pribumi juga sbnrnya gak terlalu mewakili. Kalo mau diusut semua suku nenek moyangnya juga ga ada yg asli Indonesia. Kebetulan ya waktu semua suku udah jadi "Indonesia", orang cina yang "terlambat" datang dianggap suku pendatang gitu loh. Sama kaya amerika, padahal mereka pendatang semua.

    Apalagi udah dicekokin dari kecil mau suku apapun. Eh orang batak galak, minang pelit, melayu pemalas, sunda suka selingkuh, dll dll, yang sbnrnya masing-masing suku juga gak terima sama stereotip begitu. Lebih2 stereotip cina ini juga berkembang di negara-negara lain, makin heboh lah.

    Nah yg sekarang kita anggap cina ini bukannya ga mau jadi "Indonesia". Masalahnya cina-cina ini bukan lagi sekedar malu/takut/curiga untuk berbaur. Karena udah terlanjur lama dijadikan "musuh bersama" ya ada rasa sakit hati lah, perlakuannya beda sama "pendatang" lain kaya india atau arab. Jadi wajar kalo ada cina yg menolak merasa inferior dan memilih untuk merasa superior dan mati2an ngangkat derajatnya secara ekonomi. Dan sewaktu2 ada cina yang "jahat" bakal digeneralisasi. Padahal banyak orng kita yg lebih jahat, cuma ya biasa aja.

    Kalo di jambi, yang sipit ama yang belo, yg putih ama gelap, duduk satu meja ngobrol ketawa ketiwi itu pemandangan biasa. Bandingin sama di medan, orng masih ngeliat itu langka. Mau tau yang lebih kompleks, orang cina dr jakarta yg kebetulan lagi dinas ke medan, pulang2 ngeluh karena kelakuan bawahannya cina medan sengak/tengik. Padahal anak-anak cina sekolahan disini sesamanya juga begitu pergaulannya, banyak yang kebawa smpe dewasa. Belom lagi banyak loker yg syaratnya "bisa berbahasa hokkien", nah, apa ga makin ribet.

    Mau di medan ataupun daerah lain kalo ga ada keterbukaan atau motivasi yang "sehat" ya susah buat membaur. Kalo motivasinya agama, okelah kalo Islam kemungkinan besar bakal membaur kaya cina-cina betawi jaman dulu, nah kalo agama lain? Lagian agama kan hak masing-masing ya. Yang iyanya pemerintah juga sih ga bisa ngasih "terobosan" yang cerdas buat masalah lama model begini, terlalu percaya sama self healing rakyatnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Etnis Tionghoa sudah di dogmatis dari bayi ..ingin mau kuasai dunia & meremehkan ras yg ada dunia...ingat jangan sombong kaum Tionghoa..kau juga manusia.. suatu nanti kau akan merasakan bencana alam & bencana kelaparan.

      Hapus
    2. Singapore tempat bangsa Melayu kau kuasai... mendapatkan dari etnis Tionghoa.

      Hapus
    3. Kami tidak di dogma seperti itu. Kami hanya di didik untuk ulet dan penuh positivity. Terlihat seperti "menguasai" seperti kata Bapak, tp ini hanya masalah seleksi dlm masyarakat.

      Kita samakan saja dengan mencari pasangan, saya yakin Bapak ingin mendapatkan yg terbaik. Nah, hal ini sama saja dengan itu.

      Hapus
  59. Yah kalo maen usir, berarti indonexis itu jugaharud keluar dari wilayah laut han selatan yang dijarahnya ROC
    Of chung hua, kits srmus tahu bahwa, negrti ini merampas
    Teritori seluas lebih dari 27.000 000 km2 duzpuluh tujuh juts
    Kolometer persegi, mitos mengenai kesultanan Riau
    Dimulai oleh belanda dngn mendirikan kesultanan
    Di pulau penyengat, yng seharusnya masuk wilayah inggris
    Tapi ksrrns sda klaim dari dynasti manchu,
    Maka,terhrntilah aneksasi itu(karena manching juga mengitim kapal ke sana,tahun 1963 di bulan oktober, sukarno
    Menganeksasi, jadi klaim roc atsu prc terhenti atas karimata dan batam maupun seluruh wilayah,kerena natuna dikuasai
    dan lagi banyak orsng mandarin di liuar negeri dan jumlahnya mencapai 68.000 000 jiwa.dan igu berarti pembalasan yang
    Setimpal, bayangkan semua konsulat di sersng serempak,
    Dan bukan saja prc yan di dominasi yahudie kaifeng, dan
    Memang mereka berkuasa dan kejam pada mayoritas chungkuo han
    Tapi rakyat dan tentara semua kepangkangkatan berasal
    Dari kelompok mayoritas, dan di tambah roc taiwan,....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Tionghoa ingat kerajaan Majapahit wilayah nya sampai Madagaskar benua Afrika... Tionghoa di jajah sama kerajaan Jengis Khan. Sedangkan Jengis Khan saja tidak menaklukkan kerajaan Majapahit....

      Hapus
    2. Jengis Khan tidak bisa menaklukkan kerajaan Majapahit..

      Hapus
  60. Kenyataannya etnis Tionghoa hanya berkumpul sama komunitas nya ..kalau tidak mau berbaur dengan Indonesia.. angkat kaki di tanah air ku.. Nusantara.

    BalasHapus
  61. Karena kamu misi untuk menguasai Indonesia & dunia ,,dengan cara -cara kamu tidak berbaur...sy pribumi seumur hidup saya belum pernah melihat & mendengar bayi China & anak muda China meninggal karena sakit..di Indonesia...itu hampir 100 tahun dari turun temurun orang tua pribumi Nusantara. Hidup kerajaan Nusantara.

    BalasHapus
  62. Saya setuju dengan komentar Vera Linn karena saya termasuk orang Tionghoa.Pribumi....adalah salah satu kata yang membuat saya terima atas perilaku mereka terhadap saya selama ini.dari kecil saya selalu menjadi bahan tindak deskriminasi mulai di kata Cina di palak pas masih sd tidak mau berteman dengan saya dll.saya merasa pribumi kok jahat sekali ya.... Sampai sekarang saya masih di kata China padahal lahir dan besar di Indonesia.sejak saat itu saya sangat membenci pribumi saya membenci karena pengalaman pahit saya.saya pernah di tipu oleh pribumi dia melarikan motor saya sejak itulah saya makin tambah benci sama pribumi.dan ayah saya pun melarang saya bergaul dengan pribumi setiap kali saya ngobrol dengan pribumi saya di marahin ayah saya.karena saya takut kena marah ayah sekarang saya jarang bergaul dengan pribumi.

    BalasHapus
  63. saya juga orang tionghua tapi saya paling tidak suka ya kalau orang yang pribumi menyebut saya itu dengan sebutan china tau kenapa sebab sayadiindonesia masa saya dibilang china padahal saya lahir dan dibesarkan di indonesia dan bukannya dichina jadi tolong lah kalian jangan saling membedakan suku dan buat sebutan rasis gitu bilang orang non pribumi itu china itu sama aja kalian itu gak menghargai orang sebagaimana orang pribumi menghargai kalian kalau kalian gak mau orang rasis sama kalian maka kalian hapus kalimat ya namanya china diindo gak orang china adanya orang tionghua orang bodoh aja yang gak bisa tau bedakan mana harus bersikap wajar dan gak wajar ya jujur aku tersinggung banget kalau orang pribumi menyebut aku dengar sebutan china bukan dengan sebutan tionghua sebab tanpa mereka sadari omongan mereka dah kelewat batas dan kurang ajar gak menghargai etnis lain dan juga sangat rasis gitu

    BalasHapus
  64. gak mau membaur? hey, kalian yg mengaku pribumi suka mengasingkan dari kami

    BalasHapus
  65. Nda usah panjang lebar, lu main gih di Surabaya atau umumnya Jawa Timur, disini buaaanyaaak etnik Tionghoa yg dikampung² bergaul biasa sja, bahkan ada yg nikahan beda etnis atau pindah keyakinan, laki Tionghwa wnita Jawa, wanita Tionghwa laki Jawa, bahkan laki Arab wanita Tionghwa jg ada kyk sdra gw. Bahkan saling tolong menolong dan berbagi.
    Peace dech....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Serius ya orang china itu tidak sepenuhnya benar bahwa mereka enggan berbaur satu sama lain?
      Oh iya kalau krakter wanita china itu seperti apa, kalau secara umum nya?

      Hapus
  66. Sebenarnya ini harus dilihat dr kedua belah pihak. Kami kaum tionghoa dianggap menjadi pendatang yg lebih sukses ketimbang pribuminya sendiri, sehingga menimbulkan sentimen negatif, yg faktanya selama ini digunakan sebagai "kompor" untuk menjalankan tindakan anarkis yg selalu ditujukan kepada kaum tionghoa. Tidak hanya itu, tindakan kami juga dianggap selalu salah di mata organisasi2 bahkan pribadi2 yg memang memiliki pandangan tersebut. Maka dari itu, kami juga merasa lebih baik untuk tidak bersinggungan dengan pribumi, dan menjaga kedamaian kedua belah etnis.

    Selain hal tersebut, cara pandang dan tutur bicara, tentu juga membuat pribadi dapat menilai apakah ada kecocokan. Ini bukan antar kedua etnis yg bersangkutan secara keseluruhan ya, tp antara 2 orang dengan etnis berbeda. Kebetulan saya tionghoa, dan punya teman pribumi. Ada yg cocok, ada yg tidak. Tapi selama saya bergaul dengan pribumi, saya merasa kalau saya selalu dirugikan. Seperti contohnya: punya ide bisnis apa, mereka hanya ingin hasil tapi tidak mau bekerja. Saya merasa risih dengan cara teman saya yg seperti itu. Lalu juga tutur bicara mereka yg menurut saya kurang sopan antar teman.

    Namun perlu diingat, tidak semua kaum tionghoa ingin berkelompok. Saya lihat masih banyak dr kaum tionghoa yg ingin berbaur dengan pribumi. Masih banyak pula mereka yg lebih mampu, membantu mereka yg membutuhkan tanpa membeda2kan etnis.

    Saya harap kami tidak dibeda2kan oleh karena muka kami berbeda, karena kami pun tetap indonesia, sama seperti kalian yg lahir di indonesia.

    BalasHapus
  67. Ini adalah PR kita bersama. Untuk pribumi, mari kita maafkan beberapa Tionghoa yang pernah menyakiti hidup kita. Mereka memang begitu kok, bukan hanya di Indonesia saja ada masalah Imigran Tionghoa kek gini.

    Untuk para Tionghoa, tolong sadarlah!!! memang mayoritas Tionghoa itu sukses tapi bukan berarti kalian itu "Master race". Kita sudah terlalu baik degan kaum kaum kalian. Coba lihat kaum2 kalian di negara2 kek Swedia,Italia, A.S, JEPANG, Vietnam, India. Di negara2 tadi cina itu dibenci ,didiskriminasi dan gak dikasih hak2 untuk berwirausaha. Kalian di sini sangat kami perlakukan dengan baik , bahkan boleh terjun di dunia politik. Apa perlu Indonesia mengikuti kebijakan seperti di A.S "ala Mr. Donal Bebek"?

    BalasHapus
  68. Padahal impian aku banget bisa mempunyai istri keturunan tinghoa, soalnya jujur aja cewe2 nya imut, cantik dan mulus siapa coba yang gak tertarik tapi setelah melihat komentar anda semua bahwa orang china itu songong kayaknya saya harus berpikir dua kali.

    BalasHapus
  69. Eh tapi gimana kalau dengan orang jepang atau wanita jepang sama aja atau gimana? Heheehe

    BalasHapus
  70. Halah pribumi kau ngomong di bodoh bodohin emang bangsa kalian paling terbodoh ingin cepat kaya tapi enggak mau kerja kalo jadi pejabat suka korupsi.gua kasih tau yaa ...kami bangsa Tionghoa 100 kali lebih baik dan bagus dari pada kalian pribumi.Kau menyuruh kami semua bangsa Tionghoa pulang ke RRC/CHINA bakal miskin bangsa loh kalau kami semuanya pulang karena di Indonesia ini 65% orang kaya itu adalah orang Tionghoa bukan pribumi goblok.bahkan orang terkaya di Indonesia itu adalah orang keturunan tionghoa.jadi kau pribumi tidak usah sok jago di depan kami bangsa kami (Tionghoa) emang ini negara loh tapi tanpa kami orang Tionghoa MISKIN NEGARA LOH!!!!! Karena rata rata perusahaan besar di Indonesia ini punya orang keturunan Tionghoa semua.jadi orang Tionghoa lah paling besar berperan dalam ekonomi di Indonesia bukankbukan seperti kalian pribumi bangsa pemalas iri melihat kesuksesan orang lain.bangsa kami(Tionghoa) itu bisa sukses dan kaya karena kami itu didik oleh orang tua kami dengan benar, kerja keras,displin dan yang paling penting adalah kejujuran.jadi jangan pernah membenci orang Tionghoa karena orang itu memberi peran terbesar di Indonesia.

    BalasHapus
  71. Halah pribumi kau ngomong di bodoh bodohin emang bangsa kalian paling terbodoh ingin cepat kaya tapi enggak mau kerja kalo jadi pejabat suka korupsi.gua kasih tau yaa ...kami bangsa Tionghoa 100 kali lebih baik dan bagus dari pada kalian pribumi.Kau menyuruh kami semua bangsa Tionghoa pulang ke RRC/CHINA bakal miskin bangsa loh kalau kami semuanya pulang karena di Indonesia ini 65% orang kaya itu adalah orang Tionghoa bukan pribumi goblok.bahkan orang terkaya di Indonesia itu adalah orang keturunan tionghoa.jadi kau pribumi tidak usah sok jago di depan kami bangsa kami (Tionghoa) emang ini negara loh tapi tanpa kami orang Tionghoa MISKIN NEGARA LOH!!!!! Karena rata rata perusahaan besar di Indonesia ini punya orang keturunan Tionghoa semua.jadi orang Tionghoa lah paling besar berperan dalam ekonomi di Indonesia bukankbukan seperti kalian pribumi bangsa pemalas iri melihat kesuksesan orang lain.bangsa kami(Tionghoa) itu bisa sukses dan kaya karena kami itu didik oleh orang tua kami dengan benar, kerja keras,displin dan yang paling penting adalah kejujuran.jadi jangan pernah membenci orang Tionghoa karena orang itu memberi peran terbesar di Indonesia.

    BalasHapus
  72. ALASAN TERBESAR ORANG TIONGHOA TIDAK BERBAUR ADALAH KARNA KERUSUHAN DULU MENGAKIBATKAN KAMI TRAUMA BAHKAN TAKUT BERBAUR DENGAN PRIBUMI SEBENARNYA SALAH SIAPAA KALIAN ATAU KAMI? IBARATNYA HEWAN UDH DISAKITI MANUSIA , HEWAN ITU PASTI TRAUMA DAN TAKUTT DAN BAHKAN LARI KETAKUTAN MELIHAT MANUSIA, ITU ALASAN PALING LOGISSS SEKIAN 🙂

    BalasHapus
    Balasan
    1. DAN SEANDAINYA TIDAK PERNAH TERJADI KERUSUHAN ITU KAMI TIDAK AKAN SEPERTI INI IBARATNYAA MUSLIM BENCI DENGAN ISRAEL KARNA MRNYAKITI SAUDARA SEIMAN KALIAN PALESTINA?? ITU JG TERJADI PADA KAMI, MENGERTI???😊 KALIAN BAIK KAMI JAUH LEBIH BAIK KALIAN JAHAT BAIK KAMI CUMA BISA DIAM DAN MENJAUH,KARNA APA? CINA DR DULU SELALU SALAH DIMATA KALIAN!JADI KAMI MEMILIH DIAM DAN SETELAH DIAM KAMI DIANGGAP SOMBONG 🤣

      Hapus
    2. KALIAN TAU DIAMERIKA ITU KULIT PUTIH DAN KULIT HITAM DIBEDAKAN?? KULIT PUTIH SUKA RASIS DENGAN KULIT HITAM BAHKAN MEREKA KASAR DAN TIDAK ADIL DENGAN KULIT HITAM DAN AKHIRNYA KULIT HITAM TAKUT DAN KALIAN TAU MEREKA JG SEPERTI ORG TIONGHOA PADA AKHIRNYA MEMBUAT RESTO BAHKAN TEMPAT BERKUMPUL KHUSUS ORG HITAM , DAN SATU HAL YANG PERLU KALIAN KETAHUI KALAU TIDAK ADA ANCAMAN DAN KERUSUHAN YANG SEWAKTU2 AKAN TERJADI KAMI TIDAK AKAN MEMBUAT PENGELOMPOKKAN SEPERTI INI , KALIAN BILANG KALIAN CINTA ALLAH ORG BERAGAMA???

      Hapus
  73. TPP KENAPA SIFATNYA TIDAK LAYAK SEPERTI SEORANG YANG BERAGAMA??? MEMBUNUH , MEMPERKOSA, MENJARAH AKU YAKIN JIKA ITU TERJADI PADA KELUARGA KALIAN AKU YAKIN KALIAN JG AKAN TRAUMA

    BalasHapus
  74. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  75. WKWKWK KALIAN TAU KENALA ORG TIONGHOA GK BERBAUR DENGAN PRIBUMI? KARNA TRAUMA DENGAN KERUSUHAN 1998 PENJARAHAN, PEMERKOSAAN DIMANA2 WKWK DAN INI BENER2 MEMBEKAS DI DALAM HATI KAMI GANYANG CINA GANYANG CINA? WKWK MIKIRRR??? KEK MANA KAMI MAU BERBAUR KALAU DIBERITA AJA DIBULI HABIS2AN DAN ORG CINA SELALU DINILAI JELEK DAN 1 LG KAMI PERNAH MENCOBA SEKOLAH DI NEGERI ALHASIL WKWKW KAMI DIBULIII SIPIT CINA PLG KE NEGARANYAA ITU SEMACAM BULIAN GK SI MENURUT KALIAN KALAU KALIAN DIBULLY DENGAN EJEKAN ITU APA KALIAN GK TRAUMAAA??? DULUU HUBUNGAN CINA SM PRIBUMI MASIH BAIK BANGET KARNA SUKA DIADU DOMBA BELANDAA KARNA APA? BELANDA TAKUTTT PRIBUMI DAN CINA KALO BERGABUNG BISA2 MERDEKA , DULU BANYAK BGT PERKAWINAN SILANG JAWA X CINA LIAT AJA SEJARAHNYAA

    BalasHapus
  76. DAN SETELAH KAMII DI TEMPAT RAS YG SAMA KALIAN TAU? KAMI MERASAKAN KETENANGAN TANPA DITANYA2 SOAL KAMI CINA DSB EJEKAN2 BULIAN TDK TERDENGARR LAMA2 KAMI NYAMAN DENGAN TEMPAT KAMII IBARAT PALESTINA AJA SM ISRAELL , PALESTINA PASTI TRAUMAA APAKAH PALESTINA MASIH MAU BERBAUR SDGN ISRAEL BUKANKAH INI GK BEDA JAUH PRIBUMI PAS NGUSIR CINA? KALIAN GK MAU ORG CINA DIINDO TAPI MAU ORG INDO DI CHINA WKWKWK

    BalasHapus

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com